Daftarkan Partai Gelora ke KPU oleh Anis Matta
Ketua Umum DPP Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta memimpin pendaftaran peserta Pemilu 2024 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pagi tadi
Anis Matta Ungkap Dua Sumpah yang Menginspirasi Partai Gelora
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengungkapkan, ada dua sumpah yang menginspirasi Partai Gelora.
SUMPAH PALAPA OLEH PATIH GAJAH MADA
Sumpah Palapa atau Amukti Palapa, merupakan sumpah yang diucapkan Mahapatih Gajah Mada dan menjadi awal kejayaan Kerajaan Majapahit.
Partai Gelora Partai Politik yang ingin jadikan Indonesia 5 besar dunia
Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia secara resmi telah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai partai politik (parpol) peserta Pemilu 2024 pada Minggu (7/8/2022), dan dinyatakan lolos dalam kelengkapan dokumen.
Sabtu, 17 September 2022
Jumat, 16 September 2022
SUMPAH PALAPA
Sumpah Palapa atau Amukti Palapa, merupakan sumpah yang diucapkan Mahapatih Gajah Mada dan menjadi awal kejayaan Kerajaan Majapahit.
Sumpah Palapa menjadi manifestasi program kerja politik Gajah Mada saat diangkat menjadi patih.
Jabatan patih sendiri diberikan kepada Gajah Mada atas jasanya meredam pemberontakan saat menjadi kepala pasukan elite Bhayangkara.
Bukti autentik yang menyebutkan adanya Sumpah Palapa ini yaitu Kitab Pararaton. Meski pun, kitab ini tidak menuliskan secara gamblan bahwa Amukti Palapa merupakan sumpah.
Isi dan Makna Sumpah Palapa
Adapun isi Sumpah Palapa berbunyi:
“Lamun huwus kalah Nuswantara isun amukti palapa, lamun kalah ring gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, Samana isun amukti palap.
Artinya: "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikian saya (baru akan) melepaskan puasa."
Menurut Muhammad Yamin dalam buku Gajah Mada Pahlawan Persatuan Nusantara "Sumpah Palapa berarti Gajah Mada memberikan batasan dan pantangan pada dirinya untuk tidak bersenang-senang sebelum berhasil mencapai cita-cita demi negara."
Saat itu, Majapahit dilanda berbagai pemberontakan. Salah satu pemberontakan dilakukan oleh Ra Kuti.
Pemberontakan Ra Kuti termasuk pemberontakan besar. Akibat pemberontakan ini, raja harus mengungsi ke Badander.
Namun pada akhirnya pemberontakan itu berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada, dan raja pun bisa kembali ke Istana.
Dalam Pararaton disebutkan, Gajah Mada berhenti sebagai kepala pasukan Bhayangkara usai memadamkan pemberontakan.
Selang dua bulan kemudian, Gajah Mada diangkat menjadi patih di Kahuripan selama dua tahun.
Berikutnya terjadi lagi pemberontakan di Majapahit. Lagi-lagi, Gajah Mada berhasil memadamkan pemberontakannya itu.
Saat itu, Majapahit berada di bawah kekuasaan Ratu Tribuwana Tunggadewi. Sang ratu lantas melantik Gajah Mada menjadi Patih Amangkhubumi.
Saat pelantikan itulah Gajah Mada mengucapkan Amukti Palapa atau Sumpah Palapa.
Kata Nusantara di Sumpah Palapa
Dalam isi Sumpah Palapa, Gajah Mada dengan tegas mengucapkan akan mengalahkan wilayah “Nuswantara” atau Nusantara.
Adapun Nusantara terdiri dari dua kata, yaitu nusa yang artinya pulau, dan antara yang artinya seberang.
Secara politis, Nusantara adalah gugusan pulau yang terdapat di benua Asia dan Australia, bahkan sampai Semenanjung Malaya.
Namun jika melihat konteks yang dibicarakan Gajah Mada, Nusantara merujuk kepada nama-nama daerah yang disebutnya.
Nama-nama daerah itu antara lain Gurun, Seram, Tanjung Pura, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik.
Daerah-daerah tersebut diketahui berada di luar Pulau Jawa, dan itu yang dimaksud Nusantara.
Bahkan, sebagian wilayah Jawa seperti Jawa Tengah dan Jawa Timur justru saat itu tidak termasuk dalam Nusantara yang dimaksud Gajah Mada.
Anis Matta Ungkap Dua Sumpah yang Menginspirasi Partai Gelora
Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengungkapkan, ada dua sumpah yang menginspirasi Partai Gelora. Anis mengungkapkannya saat memberikan pengantar diskusi Gelora Talk4 bertajuk "Pembelahan Politik di Jagat Media Sosial: Residu Pemilu yang Tak Kunjung Usai" di Jakarta, Selasa (22/6/2021).
"Ada dua sumpah yang menginspirasi kami di Partai Gelora . Pertama, Sumpah Palapa dan kedua Sumpah Pemuda. Kedua sumpah ini menjadi ilham bagi para pendiri bangsa yang waktu itu ingin merumuskan identitas baru, bernama Indonesia," ujar Anis Matta.
Dia menambahkan, Sumpah Palapa Gajah Mada tidak hanya menginspirasi Partai Gelora, tapi juga memberi ilham bagi Mohammad Yamin, tokoh pemuda untuk memelopori Sumpah Pemuda. "Itu sebabnya, Mohammad Yamin otak di balik Sumpah Pemuda menulis panjang tentang Gajah Mada yang bisa mengonsolidasikan seluruh potensi dan bisa fokus menyelesaikan krisis sistemik yang terjadi saat itu," tuturnya.
Maka itu, dia mengatakan bahwa Sumpah Palapa Gajah Mada juga bisa menjadi tekad untuk melahirkan sumpah ketiga, yakni Sumpah Tekad Indonesia untuk keluar dan bangkit dari krisis, sehingga mampu menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kekuatan lima besar dunia.
"Andaikata Gajah Mada dan para perintis Sumpah Pemuda masih ada, mereka semuanya akan ada dalam forum diskusi kita ini. Untuk melihat persoalan yang kita bahas, kita tidak tahu arah sejarah yang sedang kita tuju, ada semacam kebingungan kolektif yang mendera para pemimpin kita saat ini," kata Anis Matta.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Partai Gelora Indonesia Mahfuz Sidik mengatakan jika pembelahan sosial dan politik di masyarakat segera tidak diakhiri, maka bisa menyebabkan terjadinya fail state (negara gagal) dan berujung bubarnya negara.
"Pembelahan sosial dan politik yang terbiarkan, residunya akan semakin mengental dan dapat menyebabkan fail state, negara gagal. Di beberapa negara pembelahan menjadi pemicu negara bubar, sehingga harus ada solusi segera untuk mengakhiri," ujar Mahfuz dalam kesempatan sama.
Kamis, 15 September 2022
Daftarkan Partai Gelora ke KPU oleh Anis Matta
Ketua Umum DPP Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Anis Matta memimpin pendaftaran peserta Pemilu 2024 di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) pagi tadi.
"Alhamdulillah kami baru saja mendaftarkan Partai Gelora dengan seluruh persyaratan yang diminta oleh KPU secara administrasi," kata Anis Matta dalam jumpa persnya, Minggu (7/8/2022).
Adapun, kata dia, berkas persyaratan yang disampaikan kepada KPU di antaranya 34 Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) atau sudah memenuhi syarat 100 persen tingkat Provinsi. Kedua, mendaftarkan 434 dari 514 DPD atau Kabupaten/Kota atau terpenuhi 84,44% dari 75% syarat minimal tingkat Kabupaten/Kota. Ketiga, Gelora juga mendaftarkan 4.173 DPC dari 7.266 tingkat kecamatan di seluruh Indonesia atau 57,43% dari persyaratan 50%.
Sementara, untuk keterwakilan perempuan, Anis Matta memastikan partainya sudah melampaui syarat minimal 30%. Seluruhnya, Partai Gelora mendaftarkan Kartu Tanda Anggota (KTA) sebanyak 243.118 orang.
"Alhamdulillah semua persyaratan ini sudah kami sampaikan, terlebih dahulu kami mengisi Sipol dan dinyatakan lengkap di Sipol. Dan alhamdulillah kami membawa semua persyaratan tersebut, mudah-mudahan tidak ada perbaikan lagi secara administrasi dan Partai Gelora dinyatakan lolos untuk verifikasi administrasi selanjutnya," ujarnya.
Partai Gelora Mendaftar untuk Jadi Peserta Pemilu 2024 ke KPU Dipimpin Langsung Ketum Partai Gelora
Partai Gelora Partai Politik yang ingin jadikan Indonesia 5 besar dunia
Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta mengatakan Pemilu 2024 adalah penentu masa depan Indonesia selanjutnya dalam situasi krisis global saat ini. Karena itu, Partai Gelora bercita-cita ingin menjadikan Indonesia 5 besar dunia.
Anis Matta menilai, hanya orang-orang yang memiliki 'ide gila' yang bisa membangun partai di tengah krisis. "Jadi orang bikin partai itu, susah. Apalagi menang Pemilu, itu lebih susah lagi. Artinya, kalau sudah ikut Pemilu dan gagal, karena tidak dipilih rakyat. Ini bisa jadi gara-gara, kita dipersulit jadi gagal," kata Anis Matta.
Anis Matta berharap KPU juga membuka seluas-luasnya ruang partisipasi masyarakat dalam politik, serta memberikan literasi kepada masyarakat mengenai pentingnya Pemilu 2024. "Dalam situasi krisis seperti ini, kita dihadapkan satu dari dua pilihan. Satu dua pilihan, ini yang saya garis bawah. Tumbuh atau runtuh, tumbuh atau runtuh, tumbuh atau runtuh, tumbuh atau runtuh, tumbuh atau runtuh," tegas Anis Matta.